Takdir lah yang mempertemukan Aagaban, lima sekawan yang berjuang, berbagi pengalaman bersama dalam meraih cita-cita, impian harapan, tanpa takut dengan apapun.
Kamu
hanya butuh satu kejadian, hanya satu. Percaya atau tidak, dalam
kehidupanmu pasti ada kejadian-kejadian kecil yang akan mengubah jalan
hidupmu di masa yang akan datang. Satu kejadian tidak sengaja bisa saja
menjadi pembuka pintu bagi jalan kehidupan yang lainnya.
Rokok kretek, badai, dan takdir yang tidak disengaja berhasil mempertemukan lima mahasiswa asal Indonesia ini, yakni Lintang, Banjar, Wicak, Daus, dan Geri. Lima putra bangsa Indonesia bersekolah di Belanda demi impian meraih gelar Master. Perjuangan mereka dalam meraih program master pun tidak main-main, mulai dari begadang demi paper, bersepeda 5 km bolak-balik ke kampus setiap hari, proposal tesis yang ditolak, sampai dengan kekurangan uang sangu hingga terpaksa mencari pekerjaan paruh waktu, semua hal ini pernah mereka alami.
Selain menjalani kisah susah senangnya menjadi mahasiswa rantau di Eropa, mereka juga menjalin persahabatan dan berbagi tips untuk bertahan di Belanda. Mereka pun bergelut dengan selintas pertanyaan dibenak mahasiswa yang pernah bersekolah di luar negeri: untuk apa pulang ke Indonesia? Dalam perjalanan menemukan jawaban masing-masing, mereka harus melalui takdir hidup mereka disana, termasuk dengan kisah persahabatan diantara mereka dan perjalanan cinta mereka di Belanda.
- See more at: http://komunitasjendela.org/resensi-novel-negeri-van-oranje/#sthash.rNu02ilD.dpuf
Rokok kretek, badai, dan takdir yang tidak disengaja berhasil mempertemukan lima mahasiswa asal Indonesia ini, yakni Lintang, Banjar, Wicak, Daus, dan Geri. Lima putra bangsa Indonesia bersekolah di Belanda demi impian meraih gelar Master. Perjuangan mereka dalam meraih program master pun tidak main-main, mulai dari begadang demi paper, bersepeda 5 km bolak-balik ke kampus setiap hari, proposal tesis yang ditolak, sampai dengan kekurangan uang sangu hingga terpaksa mencari pekerjaan paruh waktu, semua hal ini pernah mereka alami.
Selain menjalani kisah susah senangnya menjadi mahasiswa rantau di Eropa, mereka juga menjalin persahabatan dan berbagi tips untuk bertahan di Belanda. Mereka pun bergelut dengan selintas pertanyaan dibenak mahasiswa yang pernah bersekolah di luar negeri: untuk apa pulang ke Indonesia? Dalam perjalanan menemukan jawaban masing-masing, mereka harus melalui takdir hidup mereka disana, termasuk dengan kisah persahabatan diantara mereka dan perjalanan cinta mereka di Belanda.
- See more at: http://komunitasjendela.org/resensi-novel-negeri-van-oranje/#sthash.rNu02ilD.dpuf
0 komentar :
Posting Komentar