Konflik adalah pertentangan yang timbul di dalam diri seseorang maupun
antar manusia yang terjadi di lingkungan sekitar. Di dalam suatu
organisasi, konflik biasanya baru akan terasa serius
ketika salah satu pihak ada yang merasa terhalang atau terhambat
mencapai tujuan awal organisasi tersebut dikarenakan oleh pihak lain.
Konflik di dalam masyarakat berarti adanya masalah dari satu ke satu, satu ke banyak, atau banyak ke banyak orang. Setiap masalah yang terjadi menimbulkan berbagai macam akibat yang berawal dari sebuah sebab. Untuk menjadi orang yang bijak, tentunya menyelesaikan masalah haruslah dengan kepala dingin dan logika terbuka.
Konflik di dalam masyarakat berarti adanya masalah dari satu ke satu, satu ke banyak, atau banyak ke banyak orang. Setiap masalah yang terjadi menimbulkan berbagai macam akibat yang berawal dari sebuah sebab. Untuk menjadi orang yang bijak, tentunya menyelesaikan masalah haruslah dengan kepala dingin dan logika terbuka.
Ada beberapa macam cara menyelesaikan konflik yang baik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Integrating (Problem Solving).
Cara menyelesaikan konflik ini cocok untuk memecahkan masalah yang
kompleks yang disebabkan karena salah paham (missunderstanding). Cara
menyelesaikan konflik ini memerlukan waktu yang lama dalam penyelesaian
masalah karena cara ini harus mengidentifikasikan masalah terlebih
dahulu, kemudian mempertimbangkan dan memilih alternatif pemecahan
masalahnya.
2. Obliging (Smoothing). Cara menyelesaikan konflik ini lebih memuaskan
perhatian pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri sendiri,
karena berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan pada
persamaan atau kebersamaan diantara pihak-pihak yang terlibat.
3. Dominating (Forcing). Cara menyelesaikan konflik ini berorientasi
pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian terhadap
kepentingan orang lain. Cara ini cocok digunakan jika cara-cara yang
tidak populer hendak diterapkan dalam penyelesaian masalah, masalah yang
dipecahkan tidak terlalu penting dan waktu untuk mengambil keputusan
sudah mepet. Gaya ini sering disebut memaksa sehingga tidak cocok dalam
penyelesaian masalah yang memerlukan partisipasi dari mereka yang
terlibat.
4. Avoiding (Menghindar). Cara ini cocok untuk menyelesaikan masalah
yang sepele. Strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi
yang membingungkan atau mendua.
5. Compromising. Cara menyelesaikan konflik ini menampilkan seseorang
pada posisi yang moderat, yang secara
seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang
lain. Cara ini cocok untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak
yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama.
Konflik di dalam organisasi merupakan hal yang wajar dan sering
terjadi. Karena
organisasi adalah kumpulan orang-orang dengan berbagai latar belakang
sehingga kemungkinan besar akan muncul perbedan-perbedaan
pendapat. Perbedaan pendapat inilah yang dapat memicu suatu konflik di
dalam sebuah organisasi.
Tercapainya tujuan suatu organisasi akan terlihat dengan cara
bagaimana anggota antar organisasi itu menyelesaikan konflik tersebut.
Disarankan dalam penyelesaian suatu konflik didalam suatu organisasi
lebih baik diadakan musyawarah antar anggota dan harus dihindari konflik
yang berlarut larut dan apabila terjadi konflik sebaiknya segera
diselesaikan dan dituntaskan agar tujuan organisasi dapat tetap
tercapai.
Pertanyaan:
1. Berikan contoh konflik dalam organisasi dan cara menanganinya!
Jawab : contoh konflik dalam organisasi antara lain terjadi perbedaan
pendapat saat pemilihan pengurus yang baru. Cara penanganan konflik
dapat dilakukan secara
berturut – turut dimulai dari integrating (problem solving) sampai
dengan compromising tergantung besar kecilnya dan rumitnya permasalahan
didalam organisasi tersebut.
2.Bagaimana tanggapan kalian tentang konflik sidang saat pemilihan ketua
DPR?
Jawab : tanggapan saya adalah seharusnya sebagai wakil rakyat harus
dapat menjaga sikapnya dan memberikan contoh yang baik bagi warganya
yang lain walaupun ingin mengemukakan pendapat dan ada perbedaan
pendapat dengan para anggota sidang yang lain namun juga harus tetap
mengikuti tata tertib sidang dan harus menjaga kondisi agar sidang
berjalan dengan kondusif.
3.Bagaimana dampak organisasi menyelesaikan konflik yang baik dengan cara
problem solving?
Jawab : Dampaknya sangat tidak baik bagi suatu organisasi karena
membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaian masalah sehingga sangat
tidak cocok dalam menyelesaikan masalah yang harus langsung menentukan
keputusan. Karena dalam penyelesaian masalah dengan cara problem solving
harus mengidentifikasi permasalahan terlebih dahulu, kemudian
mempertimbangkan, dan menganalisa dan kemudian memilih aternatif
pemecahan masalah yang sesuai.
4. Contoh konflik yang meninggalkan partai Gerindra, Tindakan tersebut menurut anda benar atau salah?
Jawab : Untuk konflik ini saya tidak tahu tindakan yang dilakukan Bapak
Ahok benar atau salah karena saya merupakan orang yang awam terhadap
politik.
5.Diantara 5 penyelesaian masalah, cara
yang paling efektif dalam penyelesaian konflik yang mana?
Jawab : menurut saya cara yang paling efektif dalam penyelesaian konflik
tidak ada karena dalam menyelesaikan konflik terdapat
tingkatan-tingkatan dalam penyelesaiannya tergantung permasalahannya.
Namun cara yang paling disarankan adalah cara compromising karena
menyeimbangkan antara kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang
lain sehingga tidak ada pihak yang egois ingin menang sendiri
0 komentar :
Posting Komentar